Menu

Mode Gelap
Santri Sabiilunnaja dan KBNU Meriahkan Upacara Hari Santri Nasional 2025 di Lapangan Kecamatan Cipeundeuy KH. Agus Yudhi Mubarak : Santri Harus Kokoh dan Solid untuk Agama dan Bangsa GP Ansor Bandung Barat dan BPBD Akan Gelar Lokakarya Santri Siaga Bencana GP Ansor Kabupaten Bandung Barat Gelar Safari Religi Bersama Coklat Kita: Santri Riding dan Ziarah Kubro Warnai Hari Santri 2025 Yayasan Singer Tengah Gelar Pendidikan Politik dan Bela Negara, Dorong Pemuda Cinta Tanah Air Dari Sukabumi, Suara untuk Pesantren: GP Ansor Minta Media Hargai Warisan Moral Bangsa “Pesantren Bukan Bahan Lelucon, Tapi Benteng Moral Bangsa”

Artikel

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-80 : Tetaplah Mencintai Tanah Air Indonesia.

badge-check


					Photo Istimewa Irfan Muhammad Ramli Perbesar

Photo Istimewa Irfan Muhammad Ramli

Penulis : Irfan Muhammad Ramli (Wakil Ketua I PC GP Ansor Bandung Barat.) 

Seperti yang kita ketahui para alim ulama mengatakan “حب الوطن من الإيمان” yang artinya “Mencintai tanah air sebagian dari Iman”. Walaupun keterangan tersebut tidak tertulis secara eksplisit di dalam Al-quran maupun Hadits, akan tetapi nilai dan isi dari keterangan tersebut sejalan dengan dalil-dalil baik yang termaktub dalam Al-Quran dan Hadits. Jargon ini muncul guna membangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah dan menegakkan kemerdekaan negeri. Dewasa ini, jargon tersebut menggemaga keutuhan negeri.

Mencintai tanah air ibarat mencintai suami terhadap istri dan sebaliknya. Dalam ikatan itu, kita tidak hanya menerima di saat sehat, gagah, atau penuh kelebihan. Kita tetap setia, meski pasangan sedang sakit, rapuh, atau dipenuhi kekurangan. Cinta sejati tak lahir dari kesempurnaan, melainkan dari kesediaan untuk tetap bertahan, merawat, dan berjuang bersama.

Begitu pula dengan negeri kita tercinta, Indonesia. Di usia ke-80 tahun kemerdekaannya, kita menyadari bahwa bangsa ini masih banyak menyimpan luka. Ketidakadilan yang tak luput dari pandangan, Keadaan Ekonomi yang kian hari kian menghantui, pengangguran yang tak kunjung terselesaikan dan kesenjangan sosial yang semakin tampak dan terasa. Negeri ini mungkin sedang “sakit,” namun cinta kita tidak boleh pudar.

Kita berharap semoga Pemerintahan Republik Indonesia mampu meramu resep manjur guna menyembuhkan luka yang sedang melanda.

Cinta terhadap tanah air harus terus kita pupuk, karena tanah air bukan sekadar tempat berpijak, melainkan rumah tempat kita kembali. Ia adalah warisan dari perjuangan darah dan air mata para pendahulu. Kita mewarisi bukan hanya keindahan dan kebesaran, tetapi juga tugas besar untuk merawat, memperbaiki, dan menyehatkannya.

Mencintai Indonesia berarti tidak berpaling ketika keadaan sulit. Mencintai Indonesia berarti berani mengkritik dengan tulus, membangun dengan ikhlas, dan bekerja tanpa pamrih demi perbaikan. Sama seperti cinta dalam rumah tangga, kesetiaan kepada negeri ini menuntut kita untuk bersabar, berkorban, dan berdoa agar ia kembali sehat dan kuat.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. Mari tetap mencintai tanah air ini, dengan segala luka dan kekurangannya, sebab hanya cinta yang mampu mengubah duka menjadi harapan, dan hanya kesetiaan yang dapat membawa negeri ini menuju masa depan yang lebih terang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Santri Sabiilunnaja dan KBNU Meriahkan Upacara Hari Santri Nasional 2025 di Lapangan Kecamatan Cipeundeuy

22 Oktober 2025 - 05:52 WIB

KH. Agus Yudhi Mubarak : Santri Harus Kokoh dan Solid untuk Agama dan Bangsa

22 Oktober 2025 - 03:07 WIB

Yayasan Singer Tengah Gelar Pendidikan Politik dan Bela Negara, Dorong Pemuda Cinta Tanah Air

15 Oktober 2025 - 10:30 WIB

SPPG Nagrak Balekambang 2 Salurkan 2.799 Porsi Makanan Bergizi Gratis untuk Anak sekolah di Sukabumi

15 September 2025 - 05:04 WIB

Pemdes Ciharashas Tingkatkan Akses Hukum Masyarakat Lewat Kolaborasi dengan LBH Ansor Bandung Barat

11 September 2025 - 08:02 WIB

Trending di Artikel