1 GOLONGAN YANG SELAMAT
Mengenai golongan yang selamat, Hadrotussyeikh Hasyim Asy’ary didalam kitabnya Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah, hal.15, beliau mengutip pendapat Syeikh Syihab Al-Khofaji di dalam Kitab Nasim Ar-Riyadl, beliau berkata :
والفرقة الناجية هم أهل السنة والجماعة

“ Yang dimaksud dengan golongan yang selamat (Al-Firqah An-Najiyah), yaitu golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah “.
Dan lebih Spesifiknya Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa Ahlussunnah Wal Jama’ah, yaitu golongan yang senantiasa mengambil sikap moderat/sikap pertengahan (Al-Wasath/Wasathiyyah/Tawasuth), yang mampu membaca dan memahami realitas yang ada, tidak gegabah atau ceroboh dalam mengambil keputusan, mempertimbangkan segala sesuatu dari segi Maslahat dan Mafsadatnya, dan selalu mengambil jalan tengah untuk menjauhi perdebatan, disertai dengan argumentasi atau dalil yang kuat.
Bukti sikap pertengahan (Wasathiyah) Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam segi Aqidah
1. Menengahi pendapat Kaum Musyabbihah dan Mu’athilah
فاما الفرقة المشبهة فانهم بالغوا وغلوا في اثبات الصفات حتى شبهوا وجوزوا الإنتقال والحلول والإستقرار والجلوس وما اشبه ذالك، واما الفرقة المعطلة فانهم بالغوا وغلوا وبالغوا في نفي التشبيه حتى وقعوا في التعطيل، واما اهل السنة والجماعة فانهم سلكوا الطريق الوسط واثبتوا صفات الله كما وردت من غير تشبيه ولا تعطيل فعلمت بذلك سبيل الشيطان ما عليه المشبهة والمعطلة
a. Golongan Musyabbihah telah berlebihan dalam menetapkan sifat Allah SWT, sehingga mereka menyerupakan Allah dengan Makhluk, seperti menyatakan bahwa Allah bertempat, menitis, berjalan, duduk, dan lain-lain.
b. Sedangkan Golongan Mu’athilah berlebihan dalam menentang Musyabbihah, sehingga mereka terjerumus pada peniadaan sifat Allah SWT.
c. Adapun Ahlussunnah Wal Jama’ah mereka mengambil jalan tengah (Al-Wasath), yaitu menetapkan sifat Allah SWT seperti yang telah tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadist, tanpa menyerupakannya dengan makhluk, dan tanpa meniadakan sifat Allah SWT.
2. Menengahi pendapat Kaum Jabariyyah dan Qodariyyah
فمن نفىى المشيئة والكسب عن نفسه فهو جبري، ومن نسبهما الى نفسه فهو قدري، ومن نسب المشيئة الى الله والكسب الى العبد فهو سني
a. Golongan Jabariyyah berpendapat bahwa segala sesuatu, baik atau buruknya takdir itu semata-mata dari Allah SWT, dan Manusia tidak mempunyai peranan Ikhtiyar apapun didalamnya.
b. Sedangkan Golongan Qodariyyah menyatakan sebaliknya, yaitu segala sesuatu, baik atau buruknya takdir itu semata-mata karena capaian Manusia, dan Allah tidak mempunyai kehendak untuk menentukan takdir tersebut.
c. Adapun Ahlussunnah Wal Jama’ah, mereka menyandarkan ketentuan/takdir kepada Allah SWT, dan Manusia hanya diperintahkan untuk berusaha atau berikhtiyar, atau dalam kata lain Manusia berikhtiyar, dan Allah yang menentukan.
3. Menengahi pendapat Kaum Rofidhoh dan Nashibah
فالرافضي ادعى محبة اهل البيت وبالغ في سب الصحابة وبغضهم، والناصبي بالغ في التعصب من جهة الصحابة حتى وقع في عداوة اهل البيت ونسب علياً رضي الله عنه الى الظلم والكفر، واما اهل السنة والجماعة فانهم سلكوا طريق الوسط فأحبوا أهل البيت وأحبوا الصحابة وحفظ الله تعالى ألسنتهم من الوقيعة في أحد منهم إلا بالحمد والثناء عليهم
a. Golongan Rofidhoh selalu mengajak untuk mencintai Ahlul Bait, akan tetapi mereka mengingkari bahkan membenci para sahabat diluar Ahlul Bait.
b. Sedangkan Golongan Nashibah, mereka terlalu fanatik dalam mencintai sahabat, sehingga mereka terjerumus kepada memusuhi Ahlul Bait, mereka menentang dan menganggap bahwa Sayyidina Ali itu sesat dan kafir.
c. Adapun Ahlussunnah Wal Jama’ah, mereka mencintai para sahabat dan juga Ahlul Bait, dan Allah SWT menjaga Lisan mereka dari membenci salasatu diantara keduanya, melainkan mereka memuji dan menyanjung keduanya (sahabat dan Ahlul Bait).
(Kitab Raudlah At-Tholibin wa Umdah As-Salikin Al-Ghazali, hal.48-49)
Wallahu’alam Bisshowab…











