Penulis : Irfan Muhammad Ramli (Wakil Ketua I PC GP Ansor Bandung Barat.)
Seperti yang kita ketahui para alim ulama mengatakan “حب الوطن من الإيمان” yang artinya “Mencintai tanah air sebagian dari Iman”. Walaupun keterangan tersebut tidak tertulis secara eksplisit di dalam Al-quran maupun Hadits, akan tetapi nilai dan isi dari keterangan tersebut sejalan dengan dalil-dalil baik yang termaktub dalam Al-Quran dan Hadits. Jargon ini muncul guna membangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah dan menegakkan kemerdekaan negeri. Dewasa ini, jargon tersebut menggemaga keutuhan negeri.

Mencintai tanah air ibarat mencintai suami terhadap istri dan sebaliknya. Dalam ikatan itu, kita tidak hanya menerima di saat sehat, gagah, atau penuh kelebihan. Kita tetap setia, meski pasangan sedang sakit, rapuh, atau dipenuhi kekurangan. Cinta sejati tak lahir dari kesempurnaan, melainkan dari kesediaan untuk tetap bertahan, merawat, dan berjuang bersama.
Begitu pula dengan negeri kita tercinta, Indonesia. Di usia ke-80 tahun kemerdekaannya, kita menyadari bahwa bangsa ini masih banyak menyimpan luka. Ketidakadilan yang tak luput dari pandangan, Keadaan Ekonomi yang kian hari kian menghantui, pengangguran yang tak kunjung terselesaikan dan kesenjangan sosial yang semakin tampak dan terasa. Negeri ini mungkin sedang “sakit,” namun cinta kita tidak boleh pudar.
Kita berharap semoga Pemerintahan Republik Indonesia mampu meramu resep manjur guna menyembuhkan luka yang sedang melanda.
Cinta terhadap tanah air harus terus kita pupuk, karena tanah air bukan sekadar tempat berpijak, melainkan rumah tempat kita kembali. Ia adalah warisan dari perjuangan darah dan air mata para pendahulu. Kita mewarisi bukan hanya keindahan dan kebesaran, tetapi juga tugas besar untuk merawat, memperbaiki, dan menyehatkannya.
Mencintai Indonesia berarti tidak berpaling ketika keadaan sulit. Mencintai Indonesia berarti berani mengkritik dengan tulus, membangun dengan ikhlas, dan bekerja tanpa pamrih demi perbaikan. Sama seperti cinta dalam rumah tangga, kesetiaan kepada negeri ini menuntut kita untuk bersabar, berkorban, dan berdoa agar ia kembali sehat dan kuat.
Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. Mari tetap mencintai tanah air ini, dengan segala luka dan kekurangannya, sebab hanya cinta yang mampu mengubah duka menjadi harapan, dan hanya kesetiaan yang dapat membawa negeri ini menuju masa depan yang lebih terang.











