Nuqtoh.or.id — Kawasan hutan di Blok Cangkuang, lereng Gunung Salak, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan parah akibat aktivitas penebangan liar. Dampaknya mulai dirasakan masyarakat lokal yang hidup dalam bayangan risiko ekologis serius.
Hutan Rusak, Warga Terancam Krisis Air
Warga Desa Cidahu, Jayabakti, dan Pondokaso menyatakan bahwa dari luas sekitar 70 hektare hutan, hampir separuhnya kini gundul. Lebih dari 15.000 batang pohon berkayu tinggi—seperti Mangong, Damar, Jengjeng, Pasah, Saninten, Puspa, bahkan pohon Pinus hasil reboisasi—ditebang tanpa pengawasan.
Akibat vegetasi berkurang, ketersediaan air bersih menurun drastis. Kolam penampungan warga tak lagi penuh, dan air cepat keruh meski hujan sebentar.

Bayu Permana Dorong Penetapan Zona Konservasi
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Bayu Permana, menyampaikan bahwa Blok Cangkuang termasuk kawasan enklave—wilayah yang secara administratif bukan dalam kawasan resmi taman nasional namun berada dalam satu ekosistem lereng Gunung Salak. Karena itu, menurutnya, perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung atau konservasi meski secara administratif belum menjadi bagian dari taman nasional (Sukabumi update).










