Cipeundeuy, 14 Oktober 2025— Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Cipeundeuy menyampaikan protes keras terhadap salah satu tayangan di Trans 7 yang dinilai telah mengandung unsur penghinaan terhadap kyai, santri, dan kehidupan pesantren. Tayangan tersebut menuai reaksi luas dari masyarakat karena dianggap melecehkan simbol-simbol keagamaan dan nilai luhur pesantren yang selama ini menjadi benteng moral bangsa.

Ketua GP Ansor Cipeundeuy menyatakan bahwa konten seperti itu tidak hanya melukai perasaan warga Nahdliyin dan komunitas pesantren, tetapi juga berpotensi merusak citra lembaga penyiaran nasional yang seharusnya menjunjung tinggi nilai edukasi, etika, dan budaya bangsa.
“Kami menilai tayangan itu mencederai kehormatan ulama dan santri. Pesantren bukan objek lelucon, melainkan lembaga yang telah melahirkan banyak tokoh bangsa dan menjadi penjaga moral masyarakat,” tegas Ketua GP Ansor Cipeundeuy.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, GP Ansor Cipeundeuy mengeluarkan lima tuntutan resmi kepada pihak Trans 7, yakni:
-
Meminta permintaan maaf terbuka kepada seluruh kyai, santri, dan masyarakat pesantren melalui siaran resmi di televisi dan media sosial Trans 7.
-
Menarik dan menghapus seluruh tayangan maupun cuplikan yang berisi unsur penghinaan terhadap pesantren dari seluruh platform digital.
-
Mendorong KPI untuk memberikan sanksi tegas terhadap program dan pihak yang terlibat, serta meminta Trans 7 melakukan evaluasi internal mendalam.
-
Mengajak Trans 7 berkomitmen menghadirkan konten yang edukatif dan berbudaya, serta membuka ruang kerja sama dengan lembaga pesantren dalam pengembangan tayangan positif.
-
Menuntut diadakannya dialog terbuka antara manajemen Trans 7 dan perwakilan GP Ansor serta tokoh pesantren, sebagai langkah pemulihan moral dan pemahaman publik.
“Kami tidak anti-hiburan, tetapi hiburan tidak boleh menginjak nilai agama dan kehormatan ulama. Bila tuntutan ini diabaikan, kami siap menempuh langkah hukum dan aksi sosial sesuai koridor konstitusional,” tambahnya.
Gerakan Pemuda Ansor Cipeundeuy juga mengajak seluruh kader dan masyarakat luas untuk tetap menempuh jalur damai dan bermartabat dalam menyampaikan aspirasi, sekaligus terus menjaga nama baik pesantren dan tradisi Islam yang rahmatan lil ‘alamin.











